HukumPuasa 1 Muharram dan Dalilnya, penjelasan lengkap terkait bagaimana hukumnya melakukan puasa sunnah pada tanggal 1 muharram berdasarkan al-quran. Puasa Mutih 3 Hari; Puasa Sebelum Menikah; Niat Buka Puasa; Mengenai boleh atau tidaknya melaksanakan puasa di tanggal 1 Muharram, para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak pernah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Puasa merupakan sebuah tradisi umat muslim untuk tidak makan, minum, bersetubuh dan berperang dari waktu imsak hingga magrib. Puasa merupakan perintah dari yang tertuang dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," Q. S. Al-Baqarah 183.Puasa merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan oleh agama islam. Menariknya, puasa memiliki varian yang beragam. Melansir 2023 setidaknya ada 10 jenis puasa yang lazim dijalankan oleh umat muslim di dunia, Adapun jenisnya sebagai berikut;Puasa Ramadhan, yakni puasa dalam jangka waktu sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Dalam sejarahnya puasa Ramadhan rata-rata dijalankan selsama 30 hari, Adapun jika kurang atau lebih maka komunitas yang menjalankannya memiliki metode Syawal, adalah puasa yang dilakukan setelah bulan Ramadan berakhir. Puasa ini umumnya berlangsung selama enam hari pada bulan Zulhijah, yakni puasa dari tanggal 1-9 bulan Arafah, Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijjah sebagai persiapan menyambut hari raya Tarwiyah, puasa Tarwiyah juga dilakukan pada bulan Zulhijah, tepatnya pada tanggal Senin dan Kamis, Puasa Senin Kamis dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW karena hari Senin merupakan hari kelahiran beliau, sedangkan hari Kamis adalah hari ketika Al-Qur'an pertama kali Daud, Puasa Daud adalah jenis puasa yang mengikuti contoh puasa yang dilakukan oleh Nabi Daud AS. Puasa ini dilaksanakan secara bergantian, artinya puasa dilakukan pada satu hari dan kemudian hari berikutnya tidak berpuasa, dan pola ini berlanjut secara Asyura Puasa Muharram, Puasa ini memiliki keistimewaan karena dapat menghapus dosa-dosa selama satu tahun yang telah Ayyamul Bidh, Puasa Ayyamul Bidh adalah salah satu puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam penanggalan Hijriyah atau kalender Syakban Nisfu Sayakban, Puasa sunah yang dilakukan pada pertengahan bulan Sya' jenis puasa tersebut merupakan bentuk-bentuk puasa yang diyakini mampu menambah pahala umat muslim. Puasa juga mampu menjadi metode menahan diri dari prilaku-prilaku tercela. Sedemikian pentingnya puasa sehingga seluruh umat muslim di dunia dianjurkan untuk menjalankannya. Umat Islam di Jawa memiliki pandangan menarik perihal ibadah "puasa". Pasalnya, masyarakat jawa memiliki tradisi puasa yang "special" puasa orang jawa ini memiliki ciri khusus yang tidak ditemukan pada masyarakat muslim di wilayah lain. Adapun jenis puasanya seperti, puasa mutih, ngeruh, ngebleng, pati geni, ngelowong, ngrowot, nganyep, ngisdang, ngepel, ngasrep, senen kemis, wungon, tapa jejeg, lelana, tapa kungkum, ngalong, ngeluwang, dan weton. Menurut penelitian Mega Ariyanti, dengan judul KONSEP TIRAKAT PUASA KEJAWEN BAGI PENGHAYAT KEPERCAYAAN KEJAWEN yang dipublikasikan dalam Seminar Internasional Riksa Bahasa XIII menjelaskan jika ke 18 jenis puasa tersebut merupakan warisan kebudayaan dari para leluhur yang masih dipertahankan oleh masyarakat penganutnya, salah satunya kepercayaan yang dianggap sebagai falsafah hidup orang Jawa. Adapun penjelasannya sebagai berikut;Puasa Mutih adalah jenis puasa yang berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti "memutihkan". Puasa ini melibatkan mengonsumsi hanya nasi putih dan air putih tanpa rasa tambahan seperti garam atau Ngeruh adalah jenis puasa yang mirip dengan vegetarianisme, di mana seseorang hanya mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah terbatas. Puasa ini melibatkan meninggalkan semua jenis makanan yang berasal dari sumber yang memiliki kehidupan, seperti daging, ikan, telur, dan produk Ngebleng adalah jenis puasa yang dilakukan dengan berdiam diri dan menghentikan semua aktivitas sehari-hari selama semalam Pati Geni adalah jenis puasa yang berasal dari bahasa Jawa, di mana "pati" berarti mati dan "geni" berarti api. Secara leksikal, Pati Geni mengandung makna mematikan api. Dalam konsep penghayatan Kejawen, Pati Geni merujuk pada tindakan memadamkan api yang ada dalam diri seseorang. Ini berarti mematikan atau menghentikan energi panas atau negatif dalam tubuh, termasuk hawa nafsu dan niat Ngelowong adalah jenis puasa yang berasal dari bahasa Jawa, di mana "ngelowong" berarti puasa tanpa makan apa Ngrowot merupakan jenis puasa yang melibatkan pembatasan jenis makanan yang dikonsumsi, di mana hanya diperbolehkan mengonsumsi umbi-umbian atau hasil bumi lainnya, namun tidak boleh mengonsumsi Nganyep adalah jenis puasa yang berasal dari kata "anyep" dalam bahasa Jawa yang berarti "dingin". Nama ini juga didasarkan pada aktivitas mengatur makanan dan minuman, di mana pelaku puasa mengonsumsi makanan yang "anyep" atau tanpa rasa sama sekali, baik itu asin, manis, atau yang Ngidang merupakan jenis puasa yang dinamai berdasarkan kata "kidang" atau "kijang". Nama ini muncul dari konsep kehidupan seperti yang dilakukan oleh kijang, yaitu mengonsumsi daun-daunan dan minum air mentah seperti yang dilakukan oleh Ngepel adalah jenis puasa yang dinamai berdasarkan kata "kepel" dalam bahasa Jawa yang berarti "mengepal". Nama ini merujuk pada ukuran makanan yang diperbolehkan selama puasa, yaitu satu kepal nasi Ngasrep adalah jenis puasa yang dinamai berdasarkan kata "ngasrep" dalam bahasa Jawa yang berarti "dingin" dan "tidak ada rasanya". Konsep pembatasan makanan dan minuman dalam puasa ini sama dengan puasa Nganyep, di mana hanya diperbolehkan makan dan minum tanpa adanya rasa. Selain itu, dalam sehari hanya diperbolehkan minum sebanyak 3 Senen Kemis yakni sama seperti puasa kaum muslim pada Wungon adalah jenis puasa yang dinamakan berdasarkan kata "wungon" dalam bahasa Jawa, yang berarti tidak tidur semalam Tapa Jejeg dinamakan berdasarkan kombinasi kata "tapa" yang berarti bertapa atau semedi, dan kata "jejeg" yang berarti berdiri Lelana dinamakan berdasarkan kata "lelana" yang berarti pengembaraan atau berkelana dalam bahasa Jawa. Nama puasa ini mencerminkan aktivitas fisik yang dilakukan, yaitu melakukan perjalanan menjelajah di suatu wilayah dengan berjalan Tapa Kungkum adalah bentuk puasa yang dilakukan dengan cara bertapa dalam air, seperti berendam di sungai, sendang, sumur, bawah air terjun, atau pantai yang Ngalong merupakan bentuk puasa yang dikonseptualisasikan dengan meniru tingkah laku binatang kelelawar. Pelaku puasa ini melakukan tirakat dengan posisi badan menggantung seperti kelelawar, yaitu dengan kaki tergantung pada dahan pohon dan kepala berada di Ngeluwang, juga dikenal sebagai Ngluweng, merujuk pada aktivitas fisik yang dilakukan dengan membuang atau mengubur diri ke dalam lubang yang Weton mengacu pada hari kelahiran pasaran dalam kalender Jawa, di mana weton berarti hari kelahiran. Fenomena kedelapanbelas jenis puasa tersebut disebut dengan kejawen. Menurut Koentjaraningrat 1984 Kejawen disebut juga sebagai Agami Jawi, yaitu bentuk agama Islam orang Jawa. Pemahaman mengenai agama islam dalam setiap daerah di dunia cenderung beragam. Demikian juga Islam di pulau Jawa memiliki corak menarik mengenai puasa datang dari Abdul Ghofur, seorang tokoh agama yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat di Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 2021. Beliau juga merupakan anggota dewan penasihat Nahdlatul Ulama NU Jawa Timur. Menurut pandanganya, puasa itu memiliki tiga tingkatan yakni, puasa untuk orang umum, puasa untuk orang khusus dan puasa khususil khusus. Adapun penjelasannya sebagai berikutPuasa Umum, Puasa ini berfokus menahan diri dari makan dan minum dan hal-hal yang membatalkan Khusus, Puasa ini berfokus pada pengendalian diri terhadap perbuatan dosa, yang implementasinya dengan tidak mendengarkan, berbicara, melihat, menggunakan tangan dan kaki, serta menjaga seluruh anggota tubuh dari perbuatan Paling Khusus khususil khusus, sedikit orang yang mampu menunaikan puasa ini karena tingkat kesulitannya yang tinggi. Dalam puasa tingkat ini, selain menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan dosa, kemudian ditambah dengan memfokuskan pikiran untuk senantiasa mengingat Allah SWT setiap ini disampaikannya Ketika memberikan pengajaran kepada para santri-santrinya yang kemudian juga disiarkan secara online melalui platform youtube. Dalam penjelasannya, Ghofur juga menjelaskan jika pemikirannya ini merupaka adopsi dari kitab-kitab karangan ulama tasawuf kenamaan, Al Ghazali. Lihat Sosbud SelengkapnyaNiat puasa wajib di dalam hati pada malam hari seperti puasa Ramadhan, puasa nazar, dan qadha puasa wajib merupakan kewajiban yang menentukan keabsahan puasa seseorang menurut Mazhab Syafiโi. Adapun pelafalan niat puasa sangat dianjurkan. Berikut ini adalah beberapa redaksi lafal niat puasa yang dapat dibaca oleh mereka yang terkena kewajiban puasa Ramadhan. ููููููุชู ุตูููู ู ุบูุฏู ุนููู ุฃูุฏูุงุกู ููุฑูุถู ุดูููุฑู ุฑูู ูุถูุงูู ูุฐููู ุงูุณููููุฉู ููููู ุชูุนูุงููู Nawaitu shauma ghadin an adฤโi fardhi syahri Ramadhฤna hฤdzihis sanati lillฤhi taฤlฤ Artinya, โAku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taโala.โ Kata โRamadhanaโ dianggap sebagai mudhaf ilaihi sehingga diakhiri dengan fathah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya. Sedangkan kata โsanatiโ diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah. ููููููุชู ุตูููู ู ุบูุฏู ุนููู ุฃูุฏูุงุกู ููุฑูุถู ุดูููุฑู ุฑูู ูุถูุงูู ูุฐููู ุงูุณููููุฉู ููููู ุชูุนูุงููู Nawaitu shauma ghadin an adฤโi fardhi syahri Ramadhฤna hฤdzihis sanata lillฤhi taฤlฤ Artinya, โAku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taโala.โ Kata โRamadhanaโ dianggap sebagai mudhaf ilaihi sehingga diakhiri dengan fathah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya. Sedangkan kata โsanataโ diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya. ููููููุชู ุตูููู ู ุบูุฏู ุนููู ุฃูุฏูุงุกู ููุฑูุถู ุดูููุฑู ุฑูู ูุถูุงูู ูุฐููู ุงูุณููููุฉู ููููู ุชูุนูุงููู Nawaitu shauma ghadin an adฤโi fardhi syahri Ramadhฤni hฤdzihis sanati lillฤhi taฤlฤ Artinya, โAku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taโala.โ Kata โRamadhaniโ dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya. Sedangkan kata โsanatiโ diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas badal kata "hฤdzihi" yang menjadi mudhaf ilaihi dari "Ramadhani". 4. ููููููุชู ุตูููู ู ุฑูู ูุถูุงูู Artinya, โAku berniat puasa bulan Ramadhan.โ ููููููุชู ุตูููู ู ุบูุฏู ู ููู/ุนููู ุฑูู ูุถูุงูู Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhฤna Artinya, โAku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.โ 6. ููููููุชู ุตูููู ู ุงููุบูุฏู ู ููู ููุฐููู ุงูุณููููุฉู ุนููู ููุฑูุถู ุฑูู ูุถูุงูู Nawaitu shaumal ghadi min hฤdzihis sanati an fardhi Ramadhฤna Artinya, โAku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.โ Perbedaan redaksi pelafalan ini tidak mengubah substansi lafal niat puasa Ramadhan. Redaksi 1 dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu. Redaksi 2 dan 6 dinukil dari Kitab Asnal Mathalib. Redaksi 3 dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam. Sedangkan redaksi 4 dan 5 diambil dari dari Kitab Iโanatut Thalibin. *** Adapun redaksi pelafalan yang tampaknya sulit diterima menurut kaidah gramatikal bahasa Arab nahwu adalah komposisi sebagai berikut ููููููุชู ุตูููู ู ุบูุฏู ุนููู ุฃูุฏูุงุกู ููุฑูุถู ุดูููุฑู ุฑูู ูุถูุงูู ูุฐููู ุงูุณููููุฉู ููููู ุชูุนูุงููู Nawaitu shauma ghadin an adฤโi fardhi syahri Ramadhฤni hฤdzihis sanatu lillฤhi taฤlฤ Redaksi pelafalan ini tampaknya sulit diterima menurut kaidah ilmu nawhu karena menganggap kata โRamadhaniโ sebagai mudhaf dan diakhiri dengan โsanatuโ yang entah apa kedudukan gramatikalnya karena agak jauh ta'wilnya untuk ditarik ke arah mana pun. *** Adapun argumentasi madzhab Syafiโi atas kewajiban niat puasa wajib di malam hari ditunjukkan antara lain oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqnaโ-nya sebagai berikut ููุดุชุฑุท ููุฑุถ ุงูุตูู ู ู ุฑู ุถุงู ุฃู ุบูุฑู ููุถุงุก ุฃู ูุฐุฑ ุงูุชุจููุช ููู ุฅููุงุน ุงูููุฉ ูููุง ููููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ู ู ูู ูุจูุช ุงูููุฉ ูุจู ุงููุฌุฑ ููุง ุตูุงู ูู. ููุง ุจุฏ ู ู ุงูุชุจููุช ููู ููู ูุธุงูุฑ ุงูุฎุจุฑ Artinya, โDisyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.โ Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits,โ Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqnaโ, [Beirut, Darul Fikr 2007 M/1428 H], juz II. Wallahu aโlam. Alhafiz Kurniawan